OBAT SADAR EDISI DUA



OBAT SADAR EDISI DUA

Rupa-rupanya untuk menyadarkan saya dibutuhkan penangan khusus teramat khusus.
penyakit tidak sadar saya kembali kambuh.Bahkan stadium akut.Konon rajawali itu(saya lihat si sebenarnya lebih mirip kingkong yang memakai sayap ibu peri).Hari ini untuk pertama kalinya(dan semoga jadi episode terakhir (ternyata belum)saya menabrak kakek-kakek,dan berurusan dengan yang berwajib.Saya sedih karena saya berhasil membuat keluarga saya jadi kalang kabut.

Alhamdulillah..peristiwa diatas berakhir dengan kesepakatan damai,Untuk pihak si Kakek,Tidak untuk pihak berseragam sang pengayom masyarakat.Saya dianggap sebagai pihak yang akan melarikan diri dari tanggung jawab.Mustahal binti mustahil,dengan pihak si kakek sudah damai kok dipersulit.Tampang saya kah?Kenapa saya tidak dicekal saja sekalian!saya bukan koruptor!apalagi Bandar narkoba.Saya juga butuh keadilan.

Ketika saya bertanya kepada keadilan.Jawabnya begini,Adil bukan seperti kita membelah buah semangka,ketika aku mendapat separuh bagian dan andapun mendapat bagian yang sama ,berarti disitu Keadilan muncul.Adil adalah sesuai dengan proporsinya.Hmm..saya sepakat untuk itu.Dan saya sepakat akhirnya untuk tidak memperpanjang perkara.Keadilan memang sulit dicari apalagi ditegakan.bagai menegakan benang biru yang basah yang kau sulap jadi kelabu,mirip lagu dangdut.Then ,Case closed and enough...

Ternyata kasus masih bergulir.Ketika saya berada di rumah sakit.saya berjuang terhadap Hak saya sebagai pasien,itu setelah saya menuntaskan kewajiban saya.Tapi apa mau dikata, hendak sekedar bertanya akan nasib si kakek dan kondisi saya yang tidak memungkinkan untuk berlama-lama di rumah sakit(jika boleh usul ke ibu menkes,saya mau usul supaya rumah sakit diganti jadi rumah empati, saja)kenapa saya bilang seperti itu,rupa-rupanya pihak medis yang seharusnya punya empati yang besar dengan entengnya tidak peduli akan kesulitan saya yang jauh dengan tempat tinggal saya dan kondisi saya.OH,itu persoalannya ya?oh.bukan saya sangat ikhlas akan semua kejadian yang menimpa diri dan keluarga saya.saya hanya bertanya dimana empati itu?itu saja...tidak lebih.

Acara mengeluhnya cukup diakhiri toh gugat menggugat juga hanya menguras energi,perasaan dan dompet saya yang sudah tipis di tanggal yang masih belia.Rupa-rupanya Allah SWT Masih menghadirkan kejutan terhadap kesadaran saya yang mulai menguap setelah bersibuk ria di mengejar lembaran kertas idaman yang paling-paling hanya akan bertukar peran beberapa ratusan ribu detik .Alhamdulillah saya ditubruk orang dari belakang ,padahal motor saya sedang berhenti dan diam tidak bergerak,tapi masih kena sikat!Biasa sebagai hamba yang senang protes tapi jarang bermusahabah dengan Allah saat mengaruhi ombak kehidupan.saya sempat protes keras,kenapa harus terjadi lagi,pada diri saya lagi,padahal rumah saya tinggal 5 menit sampai(orang tua saya tepatnya.saya?jangan tanyakan itu..ngontrak aja saya bisa berpikir tidak!).

Saya sedang disadarkan akan lamunan mimpi yang makin tinggi tapi kurang akan aksi nyata.Bisa mendakwa seseorang tetapi justru mengaburkan kesalahan sendiri.Bulan ini mungkin bulan yang sangat padat untuk fase hidup saya yang akan bergulir seperempat abad.Banyak kesempatan emas yang saya lepas dan menukarnya jadi abu(meski saya amat berat melepaskannya).

Pikiran saya beberapa bulan belakangan dipaksa bekerja diluar kemampuan normal versi saya pribadi,meski ditelaah lebih dalam sebenarnya otak saya belum bekerja apapun dan masih nol besar jika ukurannya adalah kesuksesan versi manusia umumnya apalagi versi saya,hmm..jauh dari panggang api.Lagi-lagi saya masih setia jadi pengibar bendera putih alias kekalahan,celakanya ia berkibar ditiup angin kehidupan sebelum ia beranjak naik ke tiang puncak.Kalah sebelum sempat mengambil "AK-47" dan meledak dalam lingkaran ledakan penyesalan.

Saya mungkin buaya!terlalu sering bersilat lidah akan harga diri,Aneh dan mengherankan!sejak kapan buaya bicara harga diri?ia terlalu sering (mungkin bawaan genetiK?)mempermainkan perasaan bidak kehidupan.Berjalan lambat kemudian agak mempercepat bualannya diantara rimbunan pohon perasaan.

Sudah lama saya tidak jalan kaki,biasanya saya terlalu mengandalkan roda besi .Hmm..jalan kaki seorang diri dan menapak bumi di kota yang asing..ya Rabb..aku kembali merasakan saat-saat susah dahulu..
the question is,why ?
Kenapa saya baru tersadar ketika terbentur masalah,kenapa cahaya kesadaran redup ketika diberi buliran kebahagiaan meskipun semuanya adalah semu.Permainan!oh ya !saya terjebak dalam permainan perasaan saya.terlalu gampang mengeluh tanpa berusaha!
terlalu lunak akan keadaan dan diri sendiri.

Kesuksesan bukanlah taxi yang akan menghampiri anda.Kesuksesan haruslah dijemput bukan ditunggu.
Ketika melihat arsip tulisan saya yang segunung,pikiran saya terbuka sekarang(lagi),saatnya bangkit.Karena terkadang saya berpikir mengubah dunia lebih baik tetapi tak berpikir bagaimana mengubah diri saya sendiri menjadi lebih baik.
kebahagiaan sudah menunggu untuk saya dan anda serta kita semua.
dan kesuksesan tidak akan muncul begitu saja ,kita perlu menciptakannya,tetapkan latihan secara konsisten untuk mencapainya.

Purbalingga,Yogyakarta
3-22 Nopember 2009
Banar Tirta.
Ketika Uang membayangi sebagai Tujuan
Uang adalah AKIBAT bukan tujuan
dan mencinta tempat ber aktualisasi.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.